Adapun mengenai tujuan pendidikan, Abudin Nata mengatakan
bahwa para ahli pendidikan Islam sepakat, bahwa tujuan umum pendidikan Islam
ialah terbentuknya manusia yang baik, yaitu manusia yang beribadah kepada Allah
dalam rangka pelaksanaan fungsi kekhalifahannya di muka bumi. Menurutnya,
tujuan umum ini harus diperinci menjadi tujuan khusus. Ia mengutip Ahmad Tafsir
yang mengatakan bahwa untuk keperluan pelaksanaan pendidikan, tujuan umum itu
harus dirinci menjadi tujuan yang khusus dan operasional. Mohammad al-Toumy
al-Syaibany misalnya, menjabarkan tujuan pendidikan Islam menjadi :
1)
Tujuan yang berkaitan dengan individu yang mencakup
perubahan berupa pengetahuan, tingkah laku, jasmani dan rohani, dan
kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akherat.
2)
Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat yang mencakup
tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, serta
memperkaya pengalaman masyarakat.
3)
Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, seni, profesi dan kegiatan masyarakat.
Dalam bukunya yang lain, Ilmu Pendidikan Islam, ia
juga mengutip pendapat beberapa ahli. Al-Attas, menghendaki tujuan pendidikan Islam yaitu
manusia yang baik. Athiyah al-Abrasy, menghendaki tujuan akhir
pendidikan Islam yaitu manusia yang berakhlak mulia. Munir Mursi, menghendaki tujuan pedidikan Islam yaitu
manusia sempurna, sedangkan Ahmad D. Marimba berpendapat bahwa tujuan
pendidikan Islam adalah terbentuknya orang yang berkepribadian muslim. Selain
itu, Abudin Nata juga mengutip pendapat Mukhtar Yahya yang mengatakan bahwa
tujuan pendidikan Islam adalah memberikan pemahaman ajaran-ajaran Islam kepada
peserta didik dan membentuk keluhuran budi pekerti sebagaimana misi Rasulullah
SAW sebagai pengemban perintah menyempurnakan akhlak manusia. Juga pendapat
Muhammad Quthb bahwa tujuan pendidikan adalah membina manusia secara pribadi
dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba Allah dan
khalifah-Nya guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan
Allah.
Sementara Fadlil Al-Jamali sebagaimana dikutip oleh Abdul
Halim Soebahar merumuskan secara rinci bahwa tujuan pendidikan adalah untuk
mengenalkan manusia terhadap :
1)
Peranannya diantara sesama (makhluk) dan tanggung jawab
pribadinya di dalam hidup ini.
2)
Interaksi sosial dan tanggung jawabnya dalam tata hidup
bermasyarakat
3)
Peranannya di alam ini dan mengajar mereka untuk
mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan kepada mereka
untuk mengambil manfaat dari alam tersebut.
4)
Pencipta alam ini dan memerintahkan beribadah kepadanya.
Empat tujuan tersebut, meskipun saling berkaitan namun
tiga tujuan pertama merupakan sarana untuk mencapai tujuan terakhir, yakni
makrifatullah dan bertakwa kepada-Nya. Oleh sebab itu pendidikan Islam akan
membentuk manusia yang bertakwa kepada Allah dan memperoleh keridhoan-Nya
dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Ibnu Taimiyah, sebagaimana dikutip Abdul Mujib,
mengatakan bahwa tujuan pendidikan Islam tertumpu pada empat aspek, pertama,
tercapainya pendidikan tauhid dengan
cara mempelajari ayat Allah SWT. dalam wahyu-Nya dan ayat-ayat fisik (afaq) dan
ayat psikis (anfus). Kedua, mengetahui ilmu Allah SWT melalui pemahaman
terhadap kebenaran makhluk-Nya. Ketiga, mengetahui kekuatan
(qudrah) Allah SWT. melalui pemahaman jenis-jenis, kuantitas, dan kreatifitas
makhluknya. Keempat, mengetahui apa yang diperbuat Allah SWT. (sunnah
Allah) tentang realitas alam dan jenis-jenis perilakunya.
Selanjutnya, Abdul Mujib juga mengutip pendapat Abd
Rahman Shaleh dari bukunya, Educational Theory, a Qur’anic Outlook, yang
mengklasifikasi tujuan pendidikan Islam menjadi empat dimensi, yaitu :
1)
Tujuan pendidikan jasmani, mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas
khalifah di bumi, melalui ketrampilan-ketrampilan fisik.
2)
Tujuan pendidikan rohani, meningkatkan kesetiaan jiwa hanya kepada Allah semata dan
melaksanakan moralitas Islami yang diteladani oleh Nabi Muhammad SAW.
3)
Tujuan pendidikan akal, mengarahkan intelegensi untuk menemukan kebenaran dan
sebab-sebabnya dengan menelaah tanda-tanda kekuasaan Allah dan menemukan
pesan-pesan ayat-Nya yang berimplikasi pada peningkatan iman kepada-Nya.
4)
Tujuan pendidikan sosial, membentuk kepribadian yang utuh yang menjadi bagian dari
komunitas sosial. Identitas individu disini tercermin sebagai ”an-nãs” yang
hidup pada masyarakat yang majemuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar