Selasa, 18 Februari 2014

Ikhtiar/Usaha Nabi Ismail AS



pada tulisan sebelumnya dibahas tentang Usaha Nabi Musa AS, kali ini akan dibahas tentang Nabi Ismail, tapi tidak secara keseluruhan. hanya sebagian kecil dari perjalanan panjangnya sebagai seorang nabi dan rasul.
                Saat ia bersama ibunya Siti Hajar ditinggalkan di gurun tandus oleh ayahnya, Nabi Ibrahim, Ibunya berusaha mencari air sebab Ismail kecil merasa kehausan sementara perbekalan air sudah habis dan air susunya juga sudah tak bersisa. Sekuat tenaga Siti Hajar mencari air ke sana ke mari. Ketika dari kejauhan ia melihat air, ia berlari menhampirinya. Ternyata itu hanya tipuan pandangannya saja atau yang biasa kita sebut fatamorgana. Hal itu berulang-ulang terus sampai tiga kali yang sekarang kita kenal dengan istilah sa’I dalam rangkaian ibadah haji. Pada saat itu siti hajar berlarian antara bukit safa dan bukit marwa demi air untuk Ismail kecil.
                Karena ibunya tidak kunjung memberikannya air, ismail kecil semakin  merasa kehausan. Ia pun meronta-ronta meminta air kepada ibunya lewat bahasanya, tangisan. Bukan hanya menangis, ia menjejak-jejakkan tumit kakinya ke pasir/tanah. Tanpa diduga, dari jejakkan tumit kakiIsmail kecil memancar air yang semakin lama semakin banyak. Mendapati itu, ibunya segera membendung sekitar bekas pijakan seraya bergumam “zamzam zamzam”. Itulah asal-muasal air zam-zam yang ada sampai sekarang dan masih bias dinikmati oleh jutaan bahkan puluhan orang hingga saat ini. Tapi bukan itu yang ingin sampaikan pada tulisan ini.
                Kutipan cerita diatas, kembali menegaskan kepada kita bahwa untuk memperoleh apa yang kita inginkan, harus ada ikhtiar atau usaha yang dilakukan. Kisah berlarinya Siti Hajar, Ibu Nabi Ismail, dalam mencari air termasuk fatamorgana didalamnya, serta jejakan tumit Ismail kecil diatas tanah menjadi satu simbol ikhtiar/usaha dan juga pelajaran bagi kita bahwa untuk memperoleh sesuatu harus ada upaya.
                Padahal, jika Allah yang maha Kuasa menghendaki, untuk apa Ismail kecil seorang calon Nabi dan Rasul, manusia pilihan, dan ibunya yang juga seorang ibu pilihan, harus bersusah payah di padang tandus demi air.  Dengan kuasa-Nya bisa saja langsung Allah berikan air begitu saja. Kalau bukan pelajaran bagi kita, apalagi yang dikehendaki dalam kutipan cerita diatas, pelajaran bahwa untuk memperoleh sesuatu harus ada usaha untuk meraihnya juga pelajaran bahwa suatu usaha seberapapun sulitnya pasti ada hasil yang bisa diperoleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar