pada tulisan sebelumnya dibahas tentang Usaha Nabi Musa AS, kali ini akan dibahas tentang Nabi Ismail, tapi tidak secara keseluruhan. hanya sebagian kecil dari perjalanan panjangnya sebagai seorang nabi dan rasul.
Saat
ia bersama ibunya Siti Hajar ditinggalkan di gurun tandus oleh ayahnya, Nabi
Ibrahim, Ibunya berusaha mencari air sebab Ismail kecil merasa kehausan
sementara perbekalan air sudah habis dan air susunya juga sudah tak bersisa.
Sekuat tenaga Siti Hajar mencari air ke sana ke mari. Ketika dari kejauhan ia
melihat air, ia berlari menhampirinya. Ternyata itu hanya tipuan pandangannya
saja atau yang biasa kita sebut fatamorgana. Hal itu berulang-ulang terus
sampai tiga kali yang sekarang kita kenal dengan istilah sa’I dalam rangkaian
ibadah haji. Pada saat itu siti hajar berlarian antara bukit safa dan bukit
marwa demi air untuk Ismail kecil.
Karena
ibunya tidak kunjung memberikannya air, ismail kecil semakin merasa kehausan. Ia pun meronta-ronta meminta
air kepada ibunya lewat bahasanya, tangisan. Bukan hanya menangis, ia
menjejak-jejakkan tumit kakinya ke pasir/tanah. Tanpa diduga, dari jejakkan
tumit kakiIsmail kecil memancar air yang semakin lama semakin banyak. Mendapati
itu, ibunya segera membendung sekitar bekas pijakan seraya bergumam “zamzam zamzam”. Itulah asal-muasal air
zam-zam yang ada sampai sekarang dan masih bias dinikmati oleh jutaan bahkan
puluhan orang hingga saat ini. Tapi bukan itu yang ingin sampaikan pada tulisan
ini.
Kutipan
cerita diatas, kembali menegaskan kepada kita bahwa untuk memperoleh apa yang
kita inginkan, harus ada ikhtiar atau usaha yang dilakukan. Kisah berlarinya
Siti Hajar, Ibu Nabi Ismail, dalam mencari air termasuk fatamorgana didalamnya,
serta jejakan tumit Ismail kecil diatas tanah menjadi satu simbol ikhtiar/usaha
dan juga pelajaran bagi kita bahwa untuk memperoleh sesuatu harus ada upaya.
Padahal,
jika Allah yang maha Kuasa menghendaki, untuk apa Ismail kecil seorang calon
Nabi dan Rasul, manusia pilihan, dan ibunya yang juga seorang ibu pilihan, harus
bersusah payah di padang tandus demi air.
Dengan kuasa-Nya bisa saja langsung Allah berikan air begitu saja. Kalau
bukan pelajaran bagi kita, apalagi yang dikehendaki dalam kutipan cerita
diatas, pelajaran bahwa untuk memperoleh sesuatu harus ada usaha untuk
meraihnya juga pelajaran bahwa suatu usaha seberapapun sulitnya pasti ada hasil
yang bisa diperoleh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar